“DILEMA” PART 2
Hari pertunangan
Rima pun akan segera dilaksanakan. Hari ini Rima dijemput oleh kedua orang
tuanya dan pondoknya. Dan setelah dipamitkan kepada Ustadzah dan Ibu nyainya,
Rima segera dibawa pulang, didalam perjalanan Rima hanya pasrah menerima
keadaan dan air matanya perlahan mengalir dari pelupuk matanya yang indah,
orang tua Rima tidak menanyakan perihal menangisnya Rima karena orang tuanya
tidak mau terlihat lemah di hadapan Rima dan seakan-akan mereka tidak
memperdulikan Rima yang sedang menangis.
Setelah sampai
dirumahnya, Rima segera menyeka sisa-sisa air mata yang masih ada di pelupuk
mata dan pipinya, karena dia tidak ingin keluarga besarnya yang sudah
menanti-nanti kehadirannya merasa sedih dan kecewa melihat keadaan Rima.
Setelah bertemu keluarga besarnya dan bersalaman dengan mereka. Rima segera
menuju kamarnya, mengunci kamarnya dan menumpahkan kesedihan serta menangis
sejadi-jadinya di kamar tersebut tanpa mempedulikan orang akan mendengar tangisannya atau tidak.
Setelah kira-kira 30
menit Rima dikamarnya. Ada yang mengetuk pintu kamar Rima, Rima tidak
memperdulkan siapa yang mengetuk pintu tersebut dan terus menangis. Karena
tidak ada jawaban dan pintu kamarnya tidak juga dibuka oleh Rima, orang
tersebut menemui Ibu Rima dan
menceritakan tentang Rima yang tidak mau membuka pintu kamarnya. Akhirnya Ibu
Rima yang mengetuk pintu kamar Rima, bahwasannya acara pertunangnnya akan
segera dilaksanakan dan Rima harus
mempersiapkan dirinya.
Karena kali ini
Ibunya yang mengetuk pintu dan meminta Rima untuk membuka pintunya, mau tidak
mau Rima harus membukanya. Setelah pintu itu dibuka, maka mata Rima terlihat
sembab karena sedari tadi dia menangis. Ibunya segera menyuruh orang yang ada
didekatnya untuk menghias dan mendandani Rima dengan secantik mungkin dan
setengah berbisik, Ibu Rima berkata kepada perias tersebut supaya diusahakan
mata Rima yang sembab itu disamarkan dengan make upnya upaya tidak ada yang
tahu kalau Rima habis menangis.
Saat dirias, Rima
banyak menolak dan bergerak, karena dia tidak biasa bermake-up seperti itu,
perriasnya sedikit kewalahan karena Rima tidak mau diam dan banyak bergerak.
Berkat kesabaran periasnya, akhirnya selesai juga Rima di make-up dan dia
tampak anggun dengan gaun Pink muda beserta setelan jilbabnya yang serasi
dengan gaun yang dipakainya, sersa make-up yang sederhana tapi mampu menyihir
orang yang melihat kecantikan dan keanggunan Rima serta dapat menyamarkan mata
Rima yang sembab karena menangis terlalu lama.
…………………
0 komentar:
Posting Komentar