/* Start Menu Vertikal*/ *{ list-style:none; margin:0px; padding:0px; } #menu4 { width: 200px; border-style: solid solid none solid; border-color: #D76100; border-size: 0px; border-width: 0px; } #menu4 li a { height: 32px; voice-family: "\"}\""; voice-family: inherit; height: 24px; text-decoration: none; } #menu4 li a:link, #menu4 li a:visited { color: #9E3C02; display: block; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif); padding: 8px 0px 0px 30px; } #menu4 li a:hover { color: #fff; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif) 0 -32px; padding: 8px 0 0 30px; } #menu4 li a:active { color: #fff; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif) 0 -64px; padding: 8px 0 0 30px; } /* End Menu Vertikal*/
/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-8/too713.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-8/too713.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */

PERTEMUAN PERTAMA DAN TERAKHIR PART 2#

Diposting oleh Unknown


PERTEMUAN PERTAMA DAN TERAKHIR PART 2#

            Aku berangkat sekolah seperti biasa, ketika aku masuk kelas aku mendapatkan cacian dan ejekan. Sepertinya itu akan terus berkelanjutan sampai aku hilang dari sekolah ini. Ibu guru masuk, ada seorang anak laki-laki yang mengikuti beliau di belakangnya. Sepertinya dia anak baru, rupanya tidak terlalu tampan, dia memiliki tompel besar dipipinya. Sepertinya dia akan bernasib sama denganku. Ibu guru menyuruhnya duduk di sebelahku, kebetulan aku memang duduk sendirian. Kami berkenalan, ternyata dia sopan sekali tidak seperti teman-teman lainnya. Namanya adalah Gilang.

            Semakin hari kami semakin dekat dan menjadi sahabat. Gilang pindahan dari Jakarta yang sekarang tinggal di Bandung bersama ayahnya. Rumahnya tidak jauh dari rumahku, ketika ada tugas kami sering mengerjakan bersama-sama. Di sekolah, kami menjadi trending topik untuk di jadikan ejekan dan cacian. Kami sudah mulai bosan dengan kata-kata mereka, kami sudah mulai marah. Semenjak kami merasa sangat marah, kami bertekad untuk merubah penampilan kami. Pekerjaanku hanya seorang pedagang kaki lima sekarang, aku di pecat dari temapt loundryku karena kesalahan fatalku.

            Setiap pulang sekolah aku dan Gilang memperbincangkan penampilan kami. kami saling sharing dan berkomentar. Kurang lebih satu minggu kami berusaha merubah penampilan kami, dan hari ini kami benar-benar merubah penampilan kami. Kakek nenekku sangat tercengang dengan penampilan kami. Kata mereka kami seperti pasangan artis yang sangat serasi. Kami tidak tahu apakah komentar mereka akan sama dengan komentar teman-teman nanti. Kami berharap komentar teman-teman sama dengan komentar kakek nenekku, karena aku tahu komentar kakek nenekku selalu tepat.

            Hari senin adalah hari yang paling aku benci, karena aku tahu mereka sudah mempersiapkan jebakan untukku dan Gilang. Sesampainya disekolah, mereka tidak menyambutku dengan ejekan dan cacian lagi tetapi mereka malah bertanya “kalian pindahan dari mana? Sepertinya aku baru lihat kalian”. Aku bingung ketika mereka bertanya seperti itu, aku dan Gilang mengatakan yang sebenarnya bahwa kami adalah orang yang selama ini mereka caci maki. Mereka terkejut bukan kepalang. Semenjak kejadian itu, mereka sudah tidak mengasingkan kami lagi, bahkan kami diizinkan untuk mengikuti grup-grup mereka.

            Sekarang aku bukan Dinda yang buruk rupa, dan Gilang bukan lagi Gilang yang punya tompel di pipinya. Aku sudah menjadi bintang kelas di sekolahku. Aku menjadi ketua osis, mayoret drum band, dan masih banyak lagi. berbeda dengan Gilang, setiap hari dia bagaikan artis yang di kejar-kejar fans fanatiknya. Gilang sudah menjadi bintang populer di sekolah sama halnya denganku. Kami seperti orang-orang yang sangat beruntung ada di sekolah ini, kami bisa mengangkat nama sekolah ke dunia internasional. Banyak pengalaman yang kami dapatkan, bahkan kami sudah bertemu dengan presiden SBY.

0 komentar:

Posting Komentar