“MAAFKAN
AKU” Part 3#
Kanker
Rahim yang sudah menjalar di tubuhnya kini terpaksa harus di pertahankan.
Dokter menyarankan agar Airin mau di ambil rahimnya agar bisa bertahan hidup.
Namun Airin tahu itu tidak mudah, kehidupan yang sederhana hanya membuat
suaminya kesusahan bila harus memikirkan penyakitnya. Dan dokter pun melarang
Airin agar tidak di perbolehkan memiliki ke turunan. Namun dengan sifat
nekatnya, Airin ingin mempertahankan buah cinta-nya dengan Rafa. Hari ini
Rafa pulang cukup sore, dan melihat suasana sepi namun mendengar suara Istrinya
muntah-muntah di belakang.
Dengan
rasa panik Rafa menaruh makanan yang Ia beli diluar dan menghampiri
Istrinya. Rafa menghampiri Airin. Airin langsung
membersihkan mulutnya dan menatap nanar Rafa. Tiba-tiba Airin tergulai pingsan di dekapan Rafa. “ Airin, sayang..“ Rafa
menyentuh pipi Airin namun sang Istri masih tidak sadarkan diri. Rafa kini langsung mengangkat tubuh
mungil Airin dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Menunggu itulah yang
di lakukan Rafa, menunggu di depan ruangan yang ada Istrinya tengah di
periksa. Gusar dan tidak tenang akibat terlalu khawatir dengan ke adaan
sang Istri.
Dokter
cantik memanggil Rafa. Hingga pemuda itu langsung menyadari. Rafa langsung menanyakan keadaan istrinya, namun Tania
malah terdiam dan mencoba menahan air matanya. Tania langsung memberitahukan bahwa Airin sedang hamil.
Dan
seketika Rafael terdiam. Rafa rasanya tidak percaya. Walau hidupnya
sederhana namun memiliki keturunan adalah impianya. Sungguh tidak bisa menyembunyikan
rasa bahagianya Rafa langsung menghampiri ruangan yang ada Istrinya. “ Ya
allah, apa aku berdosa harus membohongi sahabat dan orang yang aku
cintai." Batin Tania dengan perasaan kalut dan takut.
****
Memang
di luar dugaan Airin bila suaminya akan menyambut kabar kehamilanya, hingga
sejak tadi Rafa membisikan sesuatu di perut Istrinya. Airin pun
mendengarnya semakin di buat terharu sampai menangis. “ Kenapa calon
Mamanya menangis?" Rafa mendongak melihat air mata Airin membasahi pipinya. Airin
mengeleng dan menyentuh tangan Rafa yang
mengapuskan air matanya. “ Sayang.. kenapa kamu engga pernah bilang kalo
kamu hamil? Kenapa selama dia ada di perut 4 bulan aku baru tahu." Kata
Rafa menatap Airin begitu pekat.
“
Maafin aku ya? Aku takut kamu marah bila nambah beban satu lagi." Ucap Airin dengan nada pelan.“
Kamu ini bicara apa sih? Justru aku yang semakin bersalah karna selalu marahin
kamu yang diam-diam menyembunyikan semua ini, asal kamu tahu ini adalah
kebahagian yang aku tunggu selama ini. Jangan merasa kamu akan terbeban
sendiri. Sayang.. Punya anak itu impian setiap pasangan, aku janji akan
berusaha untuk kamu dan anak kita." Tegas Rafa menggenggam jemari Airin. Airin
pun mengaguk dan berhambur memeluk Rafa. Airin mengaguk dalam dekapan
Rafa.
................