/* Start Menu Vertikal*/ *{ list-style:none; margin:0px; padding:0px; } #menu4 { width: 200px; border-style: solid solid none solid; border-color: #D76100; border-size: 0px; border-width: 0px; } #menu4 li a { height: 32px; voice-family: "\"}\""; voice-family: inherit; height: 24px; text-decoration: none; } #menu4 li a:link, #menu4 li a:visited { color: #9E3C02; display: block; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif); padding: 8px 0px 0px 30px; } #menu4 li a:hover { color: #fff; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif) 0 -32px; padding: 8px 0 0 30px; } #menu4 li a:active { color: #fff; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif) 0 -64px; padding: 8px 0 0 30px; } /* End Menu Vertikal*/
/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-8/too713.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-8/too713.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */

“MAAFKAN AKU” Part 2#

Diposting oleh Unknown


“MAAFKAN AKU” Part 2#

“ Argghhhh..“ Rafa mengacak rambutnya dan duduk di kursi. Airin menunduk menangis lagi. “ Kenapa sekarang aku rasa kamu bohong sama aku, apa kamu sudah bosan hidup susah sama aku." Tutur Rafa. Airin kembali melihat Rafa dan mendekati Rafa. “ Kenapa kamu bicara seperti itu, sampai kapan pun aku engga pernah bosan sama kamu. Aku mau menikah sama kamu karna aku cinta." Balas Airin memeluk leher Rafa. Pemuda ini memejamkan mata memang hidup yang Ia jalani hanya sedikit mencukupi Istrinya. Sarapan sederhana menjadi kebiasaan menu setiap pagi, Airin menahan mualnya yang Ia rasakan setiap hari karna takut Rafa curiga.

 Rafa memperhatikan Airin merasakan aneh pada Istrinya. Rafa kembali memakan nasi goreng buatan Airin walau merasa sesuatu yang mengganjal di hatinya. Rafa beranjak berdiri dan mengecup kening Airin. Lagi-lagi Rafa bertanya karna Istrinya yang terlihat sangat pucat. Airin menggeleng berusaha tidak mengungkapkan apa yang di alaminya. “ Aku engga tau, kenapa rasanya aku merasa ada sesuatu yang kamu sembunyikan dariku. Ingat Rin, kepercayaan adalah sebuah kekuatan untuk rumah tangga kita. Ya aku tahu kadang aku engga bisa jaga emosiku, tapi semata karna agar kamu bisa ngertiin aku." Tutur Rafa. 

Airin mengaguk dan menyentuh tangan Rafael yang menyentuh pipinya. Rafa melangkah keluar dari rumah. Dan Airin mengantarkan sampai luar, lagi-lagi Rafa menoleh Istrinya yang tengah tersenyum memperhatikanya. Hingga Rafa kini mulai melajukan motor matic-nya. Airin kembali menitihkan air mata, entah bingung dengan keputusan yang sudah di ambilnya. Dengan sisa uang miliknya gadis ini mendatangi rumah sakit untuk menemui sahabatnya. Seperti biasa Airin Diam-diam tanpa sepengetahuan suaminya, Airin berkonsultasi dengan seorang dokter tentang kehamilanya. 

Doker pun menghampiri Airin yang duduk di kursi ruanganya. Dokter cantik itu hanya tersenyum dan duduk di hadapan teman yaitu Airin. “ Kamu masih mau nekat lanjutin?"tanya Dokter cantik itu.  “ Iya Tan, lagian mungkin ini saatnya aku buat dia bahagia. Rasanya sudah cukup aku bahagia dengan dia selama 1 tahun, dan cuma ini yang bisa aku berikan untuknya. Mungkin dengan cara ini juga supaya dia kembali pada keluarganya." Jelas Airin berderai air mata. “ Kenapa harus kamu yang menanggungnya, bisa cara lain. Apa Rafa tidak akan marah?" tanyanya lagi. “ Dia tidak akan marah, bila kamu tidak cerita sama dia. Aku mohon sama kamu, bantu aku ya." Pinta Airin meraih tangan Tania dengan erat. 

Memang berat untuk Tania, apalagi ini bermasalah dengan nyawa. “ Aku masih bingung Rin, kamu adalah sahabatku. Bagaimana bisa aku kehilangan kamu." Balas Tania ikut menangis dengan permintaan temanya. Airin terus saja memaksakan kehendaknya, Airin sangat sayang sama Rafa dan juga sahabatnya yaitu Tania. Airin meminta bantuan kepada Tania, Airin yakin bahwa Tania lah yang terbaik untuk Rafa. Tania hanya menggelengkan kepalanya yang arttinya Tania tidak suka dengan ucapan Airin sekaligus permitaan Airin untuk menjaga Rafa.

.................

0 komentar:

Posting Komentar