“DILEMA”
Rima, adalah teman
sekelasku waktu kelas 3 SMP. Dia anaknya baik, cantik, ceria, periang, ramah
dan murah senyum, bukan hanya itu dia orangnya juga royal dan suka membantu.
Dia berasal dari keluarga yang terpandang dan terhormat didesanya. Jadi nggak
heran kalau banyak orang yang kenal dengannya. Bahkan banyak juga anak-anak
kelas 3 yang tidak sekelas dengannya yang suka sama dia. Meskipun begitu dia
tidak pernah sombong dan berbuat sesuka hatinya.
Suatu ketika, dia
menceritakan sesuatu yang penting kepadaku, yaitu bahwasannya ada seorang
laki-laki yang melamarnya dan keluarganyaa telah menerima lamaran tersebut,
yang menjadi masalahnya sekarang adalah karena Rima sudah mempunyai seorang
kekasih, dia sangat mencintai kekasihnya dan kekasihnya pun juga sangat mencintai
Rima, Rima tidak mengenal laki-laki yang melamarnya tersebut yang dia tahu,
laki-laki itu adalah teman kakaknya sekaligus orang tuanya merupakan sahabat
Ayahnya sendiri.
Rima bertanya
kepadaku apa yang harus dia lakukan sekarang karena sebenarnya dia tidak mau
menerima lamaran tersebut dan dia sudah mengatakan hal itu kepada kedua orang
tuanya, tapi orang tuanya tidak mau mempermasalahkan hal itu lagi karena mereka
telah menerima lamaran tersebut dan tidak mungkin membatalkannya karena jika
mereka membatalkan lamaran tersebut sama halnya mereka telah mencoreng nama
baik keluarga mereka sendiri. Dan menurunkan harkat dan martabat mereka dimata
masyarakat.
Rima sangat tertekan
dengan keadaan yang dia hadapi sekarang ini, dia ingin lari dari kenyataan ini
dan ingin pergi dari rumahnya. Dia berada diantara dua pilihan yang sangat
sulit. Pertama, dia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya kepada kekasihnya
karena dia takut kekasihnya akan meninggal. Kedua, dia tidak mungkin membuat
keluarga besarnya menanggung malu terutama kedua orang tuanya yang telah
membesarkan, mendidik dan merawatnya sampai sekarang ini, tapi dia juga tidak
ingin bertunangan dengan lelaki yang tidak dia cintai.
Aku, sebagai seorang
teman yang sangat mengerti keadaannya, hanya bisa mencoba menghiburnya dan
menyatakan bahwasanya orang tua itu hanya ingin yang terbaik untuk anaknya.
Tapi aku juga tidak bisa memaksa Rima untuk menerima pertunangannya tersebut
dan aku manasehatinya agar dia berbicara berterus terang kepada kekasihnya karena
siapa tahu kekasihnya akan mengerti
keadaannya dan tidak meninggalkannya, jika kekasihnya itu benar-benar tulus
mencintai Rima dan hanya saran itu yang bisa aku sampaikan kepada Rima.
...............
0 komentar:
Posting Komentar