/* Start Menu Vertikal*/ *{ list-style:none; margin:0px; padding:0px; } #menu4 { width: 200px; border-style: solid solid none solid; border-color: #D76100; border-size: 0px; border-width: 0px; } #menu4 li a { height: 32px; voice-family: "\"}\""; voice-family: inherit; height: 24px; text-decoration: none; } #menu4 li a:link, #menu4 li a:visited { color: #9E3C02; display: block; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif); padding: 8px 0px 0px 30px; } #menu4 li a:hover { color: #fff; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif) 0 -32px; padding: 8px 0 0 30px; } #menu4 li a:active { color: #fff; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif) 0 -64px; padding: 8px 0 0 30px; } /* End Menu Vertikal*/
/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-8/too713.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-8/too713.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */

MUA’DZIN SUBUH HARI SENIN PART 2*

Diposting oleh Unknown


MUA’DZIN SUBUH HARI SENIN PART 2*

 “ Su….sudah “ gugup Ali . “ dan kasih saying allah atasmu “ balas sang mua’dzin . lanjutnya “ oh benarkah ? semoga allah melimpahkan rahmad atasnya untuk selalu mengumandangkan adzan . katakana padanya aku menantikan suaranya subuh nanti , sampaikan Ali ?jangan lupa “ iiii……..insyaalah … ! “ malam ini aku mendapati ali tenggelam dalam samudra gelisah , air mukanya yang keruh bercampur beban . Nampak jelas gelombang rasa  tengah berkecamuk mengaduk-ngaduk laut jiwanya .

Aku bias merasakan amukan badai batin yang tengah menerjang karena tak pernah sekalipun kutemui Ali berada dititik minus sebuah rasa seperti malam ini . dalam cemas , aku duduk menyebelah dengannya yang sedari tadi termenung menatap jagad raya yang ditingkahi benda langit nan rupawan . mengapa tidak kau katakana yang sebenarnya , sahabatku? Bukankah hal itu lebih baik dari pada memendam perasaanmu sendiri ? “ Ali diam . tak sedikitpun ia terpaling dari kerningan bintang – gemintang . “lebih dari itu , setidaknya dapat meringankan beban hatimu .

Ali masih juga beku . lama kami saling diam , sibuk dengan pikiran masing-masing . Ali bangun dariduduknya , berjalan dengan langkah terseret sepewrti menarik ratusan ton beban . ia berhenti , lalu berpaling kearahku ditatapnya aku serupa mengamati makhluk aneh dari planet yang tak dikenal . asing sekali aku dihadapannya . “ bagaimana pendapatmu ridho , seandainya seseorang yang telah lama merindukan sesuatu , diminta dalam setiap do’a-do’anya diharap siang dan malam , namun tiba-tiba mendapati kenyataan yang berbeda dari angan-angannya ? “ Ali mengumpamakan masalahnya.

“jika dengan angan-angan tentangku lebih membuatnya merasa bahagia, maka biarlah demikian, aku tidak ingin menghancur leburkan harapan seseorang dengan mendapati diriku yang cacat ini. Tidak sahabatku, sekali-kali tidak akan.” Demi mendengar kalam Ali yang seperti itu, aku diam seribu bahasa. Aku sadar atas apa yang di utarakannya adalah hasil dari pertimbangannya sendiri, dari suara hatinya yang paling dalam dan hal itu merupakan jalan keputusan yang akan ia pilih.

            Aku menyelami lautan ingatanku satu bulan yang lalu, ketika Ali mendapat titipan surat dari santriwati dibalik kaca di dekat dapur kantin. Yang diperuntukkan sang muadzin subuh hari senin, yang tak lain dan tak bukan adalah dirinya sendiri. Dan isi surat itu menyatakan bahwa pemilik surat telah jatuh hati. Senja pondok putrid esok harinya. Aku cemas, gelisah dan benar-benar bingung. Entah apa yang akan kutemui diodapur kantin dengan seorang diri , untuk pertama kalinya aku mengambil sampah tanpa Ali.

0 komentar:

Posting Komentar