PERSAHABATAN
PART 4
Setelah
Nuri mengambil kertas contekan itu, Radit tidak bisa mengelak lagi, dia
mengakui perbuatannya bahwa dia yang menulis contekan fisika, tapi dia tidak sengaja
melemparkan contekan fisika itu ke bangku Nuri, yang dia tuju adalah temannya
yaitu Rendy yang duduk di depan bangku Nuri, karena Rendy sms dia meminta
contekan fisika kepada Radit, akhirnya Radit melempar kertas contekan itu dan
apesnya malah tidak tepat sasaran dan berhenti di bangku Nuri.
Setelah
itu Radit langsung meminta maaf kepada Nuri, karena dia tidak berniat sama
sekali untuk menjebak Nuri dalam situasi yang Nuri alami sekarang ini. Setelah
mendengar penjelasan dari Radit hati Nuri sedikit lega karena telah mengetahui
siapa biang keladi dari semua ini, tapi Nuri tetap menununtut Radit untuk
mempertanggung jawabkan semua perbuatannya dan mengaku kepda bu Anne bahwa dirinyalah
yang telah menulis contekan tersebut supaya nama Nuri tidak menjadi jelek
dimata bu Anne.
Radit
tidak mau mempertanggung jawabkan perbuatannya, karena dia takut bu Anne akan
menghukumnya dengan hukuman yang lebih parah daripada hukuman yang di terima
Nuri sekarang, mendengar penolakan dari Radit, emosi Nuri memuncak dan dengan refleks
menampar pipi Radit sambil berkata : “dasar
cowok pecundang, kamun itu malu dong udah salah gak mau ngakuin kesalahan mu
lagi, makanya kalau kamu gak mau menanggung tresiko jangan coba-coba nulis
contekan, gara-gara ulahmu jadi aku yang kena marah dan mendapat hukuman dari
Bu Anne, bagaimanapun kamu harus bilang sama bu Anne, kalau kamu gak mau aku
yang akan bilang sendiri sama bu Anne.”
Setelah
mendengar kata-kata dari Nuri, Radit malah balik marah dan mencoba untuk
menampar balik Nuri tapi dengan sigap tangan Rani langsung memegang tangan
Radit yang akan memukul sahabatnya, kemudian Radit berkata dengan nada yang
keras : “awas kamu, kalau sampai kamu
melaporkan akau pada bu Anne, tunggu saja pembalasan dari aku, kamu akan
menyesal telah mengenal ku”. Rani menjawab: “kamu kira kami akan takut dengan ancamanmu, silahkan saja kami tidak
takut, dasar pecundang’’.
Radit berlalu
pergi dari hadapan mereka, dengan muka memerah dan panas sambil menunjukkan
jari tengah tanda permusuhan. Rani dan Nuri malah membalasnya dengan
mengacungkan kedua jempol mereka, kemudian membaliknya yang berarti kekalahan
pada Radit. Kemudian mereka duduk di bangku masing-masing karena guru
matematikanya sudah datang yaitu pak Damar yang terkenal baik hati dan ramah
kepada semua siswanya, jadi tidak heran banyak siswa yang suka dan segan
terhadap beliau dan sangat menghormati pak Damar.
0 komentar:
Posting Komentar