/* Start Menu Vertikal*/ *{ list-style:none; margin:0px; padding:0px; } #menu4 { width: 200px; border-style: solid solid none solid; border-color: #D76100; border-size: 0px; border-width: 0px; } #menu4 li a { height: 32px; voice-family: "\"}\""; voice-family: inherit; height: 24px; text-decoration: none; } #menu4 li a:link, #menu4 li a:visited { color: #9E3C02; display: block; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif); padding: 8px 0px 0px 30px; } #menu4 li a:hover { color: #fff; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif) 0 -32px; padding: 8px 0 0 30px; } #menu4 li a:active { color: #fff; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif) 0 -64px; padding: 8px 0 0 30px; } /* End Menu Vertikal*/
/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-8/too713.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-8/too713.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */

PERSAHABATAN PART 4#

Diposting oleh Unknown



PERSAHABATAN PART 4

            Setelah Nuri mengambil kertas contekan itu, Radit tidak bisa mengelak lagi, dia mengakui perbuatannya bahwa dia yang menulis contekan fisika, tapi dia tidak sengaja melemparkan contekan fisika itu ke bangku Nuri, yang dia tuju adalah temannya yaitu Rendy yang duduk di depan bangku Nuri, karena Rendy sms dia meminta contekan fisika kepada Radit, akhirnya Radit melempar kertas contekan itu dan apesnya malah tidak tepat sasaran dan berhenti di bangku Nuri.

            Setelah itu Radit langsung meminta maaf kepada Nuri, karena dia tidak berniat sama sekali untuk menjebak Nuri dalam situasi yang Nuri alami sekarang ini. Setelah mendengar penjelasan dari Radit hati Nuri sedikit lega karena telah mengetahui siapa biang keladi dari semua ini, tapi Nuri tetap menununtut Radit untuk mempertanggung jawabkan semua perbuatannya dan mengaku kepda bu Anne bahwa dirinyalah yang telah menulis contekan tersebut supaya nama Nuri tidak menjadi jelek dimata bu Anne.

            Radit tidak mau mempertanggung jawabkan perbuatannya, karena dia takut bu Anne akan menghukumnya dengan hukuman yang lebih parah daripada hukuman yang di terima Nuri sekarang, mendengar penolakan dari Radit, emosi Nuri memuncak dan dengan refleks menampar pipi Radit sambil berkata : “dasar cowok pecundang, kamun itu malu dong udah salah gak mau ngakuin kesalahan mu lagi, makanya kalau kamu gak mau menanggung tresiko jangan coba-coba nulis contekan, gara-gara ulahmu jadi aku yang kena marah dan mendapat hukuman dari Bu Anne, bagaimanapun kamu harus bilang sama bu Anne, kalau kamu gak mau aku yang akan bilang sendiri sama bu Anne.”

            Setelah mendengar kata-kata dari Nuri, Radit malah balik marah dan mencoba untuk menampar balik Nuri tapi dengan sigap tangan Rani langsung memegang tangan Radit yang akan memukul sahabatnya, kemudian Radit berkata dengan nada yang keras : “awas kamu, kalau sampai kamu melaporkan akau pada bu Anne, tunggu saja pembalasan dari aku, kamu akan menyesal telah mengenal ku”. Rani menjawab: “kamu kira kami akan takut dengan ancamanmu, silahkan saja kami tidak takut, dasar pecundang’’.

            Radit berlalu pergi dari hadapan mereka, dengan muka memerah dan panas sambil menunjukkan jari tengah tanda permusuhan. Rani dan Nuri malah membalasnya dengan mengacungkan kedua jempol mereka, kemudian membaliknya yang berarti kekalahan pada Radit. Kemudian mereka duduk di bangku masing-masing karena guru matematikanya sudah datang yaitu pak Damar yang terkenal baik hati dan ramah kepada semua siswanya, jadi tidak heran banyak siswa yang suka dan segan terhadap beliau dan sangat menghormati pak Damar.

0 komentar:

Posting Komentar