/* Start Menu Vertikal*/ *{ list-style:none; margin:0px; padding:0px; } #menu4 { width: 200px; border-style: solid solid none solid; border-color: #D76100; border-size: 0px; border-width: 0px; } #menu4 li a { height: 32px; voice-family: "\"}\""; voice-family: inherit; height: 24px; text-decoration: none; } #menu4 li a:link, #menu4 li a:visited { color: #9E3C02; display: block; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif); padding: 8px 0px 0px 30px; } #menu4 li a:hover { color: #fff; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif) 0 -32px; padding: 8px 0 0 30px; } #menu4 li a:active { color: #fff; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif) 0 -64px; padding: 8px 0 0 30px; } /* End Menu Vertikal*/
/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-8/too713.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-8/too713.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */

KEKUATAN CINTA PART *3*

Diposting oleh Unknown



KEKUATAN CINTA PART 3

Setiap hari Romy selalu datang untuk menjenguk Liliana, dia selalu berdo’a untuk kesembuhan Liliana, mendengar rencana keluarga Liliana yang berniat untuk mencabut alat-alat kesehatan Liliana, Romy tidak setuju akan hal tersebut dan membujuk keluarga Liliana untuk membatalkan rencana tersebut karena Romy yakin Liliana akan segera sadar dan sembuh. Romy berniat untuk membawa kabur Liliana untuk dibawa kerumah sakit terbaik yang ada diluar negeri agar Liliana segera sembuh dan sadar.

          Keesokan harinya sebelum alat-alat kesehatan Liliana dicabut, Romy datang menjenguk Liliana lebih pagi dari biasanya, setelah sampai dikamar Liliana, Romy langsung memegang tangan Liliana dan berkat “Lili bangunlah! Kamu tidak boleh seperti ini, kamu telah berjanji untuk menjadi sahabatku sampai kita tua, sampai kita menjadi kakek nenek,” akhirnya Romy tak kuasa menahan air matanya, tapi dia tetap melanjutkan perkataannya “Aku yakin Lili, kamu pasti bisa melewati semua ini, kamu adalah sahabatku, kamu adalah orang yang kuat”.

Kemudian  Romy mendekatkan mulutnya ketelingan Liliana. “Lili ada satu hal yang harus kamu ketahui dan ini merupakan hal yang sangat penting, sebenarnya aku sangat Mencintaimu, aku sangat Menyayangimu, aku menganggapmu lebih dari sekedar sahabat, aku memendam perasaan ini dari dulu, aku tidak pernah mengungkapkan perasaan ini kepadamu karena aku tahu kamu tidak pernah menyukaiku dan aku yakin kamu pasti menolak cintaku, aku mencari sorang kekasih.

 Supaya kamu bisa mencari seorang pria yang bisa membahagiakanmu, yang kelak akan menjadi suamimu, agar aku bisa tenang melepaskanmu dan melihatmu bahagia dengan laki-laki lain, yang telah kamu pilih untuk mendampingimu, tapi sebenarnya dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku sangat berharap kamu bisa menjadi kekasihku untuk selamanya dan menjadi ibu dari anak-anakku kelak, Lili bangunlah! Lili maukah kamu menikah denganku?”. Setelah itu Romy mencium kening Liliana dan kembali duduk disamping Liliana.

          Liliana mendengar dan merasakan apa yang telah dikatakan Romy, dialam bawah sadarnya Liliana berjuang melawan penyakitnya dan berusaha untuk sembuh, semangat hidunya kembali muncul, dia mempunyai dorongan yang kuat untuk tetap hidup karena ternyata Romy juga mempunyai perasaan yang sama dengannya. Ketika alat-alat kesehatannya akan dilepas, tiba-tiba jari-jari Liliana dak detak jantungnya kembali normal, perlahan Liliana mulai membuka matanya, dia siuman dan dia langsung berkata kepada Romy dengan suara yang agak serak. “Omy aku mendengar semua yang telah kamu katakan, aku juga sangat-sangat mencintaimu Omy, dan aku mau menikah denganmu”. 

Mendengar perkataan Liliana, secara spontan Romy langsung memeluk tubuh Liliana dan mengecup keningnya, dia merasa sangat bahagian sekali. Akhirnya Romy membatalkan pernikahannya dengan gadis yang dia kenal selama kuliah diluar negeri tersebut, dan si gadispun mengerti dan memahami keputusan Romy. Setelah Liliana sembuh total, Romy langsung melamarnya, sebulan dari acara lamaran tersebut, akhirnya Romy dan Liliana melangsungkan pernikahan mereka, mereka sangat bahagia. Dan keluarga kedua belah pihakpun merasakan kebahagian yang dirasakan oleh Romy dan Liliana.

(: HAPPY ENDING :)
                                                              %THE END%      



0 komentar:

Posting Komentar