PERSAHABATAN
PART 3
Setelah
ulangan selesai dan bu Anne keluar kelas, Rani langsung menghampiri Nuri dan
memeluknya, Rani bertanya apa yang dikatakan bu Anne terhadap Nuri perihal
kertas contekan itu, Nuri bercerita sambil menahan air mata, dia bertekad untuk
menemukan siapa biang keladi dari semua ini dan siapa pula yang melempar kertas
jawaban kepada dirinya, Rani berkata pada Nuri kalau dia akan selalu ada di
sampingnya dan akan membantu menyelesaikan masalah yang di hadapi sahabatnya
itu.
Nuri
langsung memeluk erat Rani sampai-sampai Rani tidak bias bernafas, saking
senengnya Nuri tidak tau kalau sahabatnya itu hampir tidak bisa bernafas,
kemudian Nuri melonggarkan pelukannya sambil berkata pada Rani. “Rani aku seneng banget punya sahabat
sepertimu, kamu selalu ada di saat aku membutuhkanmu, disaat menghadapi masalah
yang besar seperti ini, kamu tetap di sampingku dan mau membantuku untuk
menyelesaikan masalahku”. Rani menjawabnya sambil tersenyum “aku juga bahagia punya sahabat sepertimu, kamu
sudah aku anggap seprti saudaraku sendiri Nuri”.
Waktu terus
berlalu, Rani dan Nuri seperti seorang detektif yang sedang melaksanakan tugas
kenegaraan yang bersifat rahasia, mereka memantau gerak-gerik teman sekelasnya
entah itu didalam kelas maupun di luar kelas, tapi sudah seminggu lebih mereka
melakukan penyelidikan tapi gak ada tanda-tanda penyelidikan mereka akan
berhasil, Nuri hampir saja mau menyerah, karena dia pikir tidak akan ketahuan
siapa yang menulis contekan itu.
Sampai
suatu ketika mereka selesai makan di kantin, mereka melihat teman sekelasnya
yang terkenal nakal dan usil yaitu Radit, yang sedang menyalin rumus-rumus
matematika yang akan di ujikan setelah jam istirahat selesai. Mereka terus
memperhatikan gerak-gerik Radit sampai Radit selesai menulis contekannya,
setelah selesai menulis Radit berjalan menuju kelas dan menyimpan kertas
contekannya di dalam kaos kakinya yang sebelah kanan setelah dia yakin tidak
ada siswa yang mengetahui perbuaatannya.
Setelah
itu, Rani Dan Nuri langsung menghampiri Radit dan menanyakan perihal contekan itu, tapi Radit
malah mengelak dan pura-pura tidak mengerti tentang apa yang di tanyakan Rani
dan Nuri terhadap dirinya, Nuri makin emosi terhadap Radit dan terus mendesak
Radit untuk mengakui perbuatannya, karena Radit tidak mengaku juga, Nuri
memegang kaki Radit yang sebelah kanan dan mengambil contekan yang di selipkan
di kaos kakinya.
0 komentar:
Posting Komentar