KEKUATAN CINTA PART 2
Hati Liliana menjadi tidak karuan, dia mengira bahwa Romy akan
menyatakan perasaan cintanya kepada Liliana. Romy memulai pembicaraan, bahwa
selama kuliah diluar negeri dia telah memiliki seorang kekasih dan berniat akan
menikahinya dalam waktu dekat ini. Menjengar penjalasan dari Romy. Liliana bagaikan
disambar petir, dadanya sesak, jantungnya remuk, hatinya hancur
berkeping-keping. Ternyata dugaannya salah, harapan yang selama ini diimpikan
telah musnah, hancur dan menjadi bubur dalam sekejap.
Tapi dia tetap mencoba
bersikap seperti biasa, seolah tidak terjadi apa-apa meskipun sebenarnya dia
ingin segera pulang, mengunci pintu kamar, dan menangis sekeras-kerasnya untuk
menumpahkan segala kesedihan dan kepedihan dalam hatinya. Di depan Romy,
Liliana mencoba untuk tersenyum serta tidak lupa memberikan ucapan selamat. Setelah
kejadian itu, Liliana menjadi jarang makan dan kerjaannya hanya mengurung diri
di kamar tanpa melakukan hal apapun.
Suatu ketika Romy datang kerumah Liliana untuk menanyakan pendapat
Liliana mengenai kartu undangan pernikahannya. “menurut kamu, kartu undangan
ini gimana bagus tidak?” tanya Romy. “Menurutku akan lebih terkesan lebut, jika
warnanya merah muda.” Jawab Liliana sambil memperhaikan kartu undangan yang
dibawa Romy. “Baiklah! Kalau seperti itu warnanya akan aku ubah mejadi merah
muda, terima kasih atas saranmulili.” Kata Romy sambil tersenyum kepada
Liliana. “Iya sama-sama Romy.” Jawab Liliana sambil melempar senyum kepada
Romy.
Karena jarang makan
Akhirnya Liliana jatuh sakit, dan setelah beberapa hari dirumah sakit kondisi
Liliana semakin dop dan mmelemah, Liliana dalam keadaan Kritis dan akhirnya
Liliana koma. Padahal pernikahan Romy tinggal 2 hari lagi, karena kemungkinan
besar Liliana tidak akan sembuh dalam waktu dua hari, maka romy menunda acar
pernikahannya sampai Liliana sembuh. Karena kehadiaran Liliana di pesta
pernikahannya merupakan hal yang sangat penting dan pesta pernikahannya tidak
akn dilksanakan sebelum Liliana sembuh, karena Liliana adalah orang yang sangat
penting dalam kehidupan Romy, Liliana-lah tempah dia berkeluh kesah dan
menumpahkan segala perasaannya.
Sudah lima bulan
lebih lamanya Liliana terbaring koma dirumah sakit, dia hidup bagaikan orang
mati, hidupnya hanya tergantung pada alat-alat kesehatan yang menempel di
tubuhnya, keluarganya sudah berpasrah kepada Yang Maha Kuasa akan nasib
Liliana, bahkan keluarganya berniat untuk mencabut semua alat-alat kesehatan
yang terpasang pada tubuh Liliana karena mereka tidak tega melihat kondisi
Liliana yang tersiksa karena di paksa untuk hidup dan mereka sepakat untuk
mencabutnya dalam waktu dekat ini.
0 komentar:
Posting Komentar