/* Start Menu Vertikal*/ *{ list-style:none; margin:0px; padding:0px; } #menu4 { width: 200px; border-style: solid solid none solid; border-color: #D76100; border-size: 0px; border-width: 0px; } #menu4 li a { height: 32px; voice-family: "\"}\""; voice-family: inherit; height: 24px; text-decoration: none; } #menu4 li a:link, #menu4 li a:visited { color: #9E3C02; display: block; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif); padding: 8px 0px 0px 30px; } #menu4 li a:hover { color: #fff; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif) 0 -32px; padding: 8px 0 0 30px; } #menu4 li a:active { color: #fff; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif) 0 -64px; padding: 8px 0 0 30px; } /* End Menu Vertikal*/
/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-8/too713.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-8/too713.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */

MUA’DZIN SUBUH HARI SENIN PART 3*

Diposting oleh Unknown


MUA’DZIN SUBUH HARI SENIN PART 3*

Aku gemetaran. Wajar saja karena ku akan masuk ke kandang singa betina. Kawan ku beritahu satu hal, sekuat apapun mental seorang lelaki  jika ditinggal seorang diri tentu akan sakit, tertekan, panas dingin . karena menurutku, santri-santri puteri mempunyai aura mistis yang mampu meleburkan besi sekalipun. Aku berani bertaruh tak aka nada yang mampu bertahan selama sepuluh menit, kecuali ia laki-laki bajingan. Sehingga sulit dipercaya Ali bias bertahan dengan tugas ini selama dua tahun lebih.

Langkahku berkecipak tergesa. Semakin aku masuk ke dalam lorong dapur, semakin besar keinginanku untuk keluar. Andai saja tak ku dengar suara perempuan yang berbisik di balik kaca sebelahku, tentu aku tel;ah menyelesaikan tugas ini, pergi dengan segara dan baru kembali pada jeesokan harinya. “Ssssstt….. Ridho… !” lirih suara itu. Ada semacam rasa terpendam yang tak ku mengerti disana. “mengapa adzan subuh tadi tak subuh senin-senin sebelumnya ? apa yang terjadi pada sang muadzin dan kemana juga siAli ? Tanya pemilik suara yang tadi memanggilku.

Aku yang diserang tiga pertanyaan sekaligus, tak bias menjawab. Bingung , apa yang harus aku sampaikan ? sungguh, aku tak mengerti mengapa Ali secara tiba-tiba bias boyong dari pondok pagi tadi. Aku sedih kehilanga sdahabat terbaikku. Mendapati diriku yang hanya mematung. Si pemilik suara tadi membuka satu slop kaca nako sehingga dengan jelas aku bias melihat dari sela-selanya, dan aku tewrkejut ketika mendapati sudut mata kesedihan pemiliknya menggenangkan air mata. 

“jawab Ridho….. ku mohon…hiks….hiks…,” ia mulai menangis, tiba-tiba aku teringat seraut wajah pada sebuah foto kenangan keluarga dhalem. Bukankah ia sama persis ? benar ia Ning Malika. Aku menggigil , hamper saja aku ambruk membalas tatapan kesedihan dari ning Malika. Namun saat itu aku tersadar bahwa cinta bias menyapa siapa saja termasuk ning Malika. Rasa aneh itu demikian halus, serupa taburan-taburan atom, yang tak dapat kita lihat namun sangat dekat, bahkan dekat sekali.

Tiada ku duga dan Tak pernah ku sangka ternyata, yang telah jatuh hati dan jatuh cinta pada sahabatku Ali adalah ning Malika, puteri seorang kiyai yang terkenal dengan sangat alim dan sikap tawadhu’nya yang disegani banyak orang, benar-benar diluar dugaanku, tapi aku sadar kalau cinta itu tak dapat dicegah dan tak dapat dipaksa. Aku harus segera memberitahukan hal ini kepada Ali, atau mungkin Ali sudah tau kalau perempuan yang sdering menhiriminya surat itu dalah ning Malika, entahlah.

0 komentar:

Posting Komentar