/* Start Menu Vertikal*/ *{ list-style:none; margin:0px; padding:0px; } #menu4 { width: 200px; border-style: solid solid none solid; border-color: #D76100; border-size: 0px; border-width: 0px; } #menu4 li a { height: 32px; voice-family: "\"}\""; voice-family: inherit; height: 24px; text-decoration: none; } #menu4 li a:link, #menu4 li a:visited { color: #9E3C02; display: block; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif); padding: 8px 0px 0px 30px; } #menu4 li a:hover { color: #fff; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif) 0 -32px; padding: 8px 0 0 30px; } #menu4 li a:active { color: #fff; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif) 0 -64px; padding: 8px 0 0 30px; } /* End Menu Vertikal*/
/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-8/too713.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-8/too713.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */

“Aku Untukmu” Part 3#

Diposting oleh Unknown

“Aku Untukmu” Part 3#

Safa tidak mengerti apa yang dimaksudnya oleh Kakeknya sendiri. Kakeknya pun langsung menjelaskan kepada Safa bahwa Kakeknya sudah menjodohkan Safa dengan pemuda lain dan itu bukan Bima. Namun Safa menolak karena dia sangat mencintai Bima. Dan Safa langsung merangkul lengan Bima. Namun apa yang dilakukan Safa semuanya sia-sia, Kakeknya tetap saja tidak mau berubah pikiran. Kakeknya akan tetap menjodohkan Safa dengan pilihan kakeknya. Safa hanya menangis mendengar semua ucapan Kakeknya sendiri yang keras kepala.

Safa menatap kekasihnya hanya diam membisu tanpa mengucapkan satu katapun yang membuat kakek Safa menyakinkan bahwa dia adalah calon suami yang baik untuk Safa kemudian hari. Safa hanya menagis dan kesal dengan semua ini. Kakeknya memanggil dan menyuruh Safa untuk masuk ke dalam kamar dan meninggalkan Bima. Namun Safa tidak mau karena Safa Cinta dan sayang sama Bima, dia tidak mau di jodohkan dengan orang lain yang tidak di cintai. Safa hanya mau dengan Bima.

Mama dan papa safa pun ikut bicara karena mamanya sangat kasihan melihat anak semata wayangnya menangis tersedu-sedu. " Ayah, maksud Ayah apa?" Tanya Mama Safa mendekati Kakek. " Iya yah, aku mengenal Bima dari sejak Safa berhubungan dengan Bima, dia pemuda yang baik." Timpal Papa Safa. " Baik atau Tidak saya tidak peduli, dan sekarang kamu pergi dari sini dan jangan deketin Safa lagi." Ucap Kakek sambil menunjuk Bima. Safa hanya menangis menggeleng saat Bima menatapnya.

Karena kakek Safa telah mengusirnya, bima langsung pamit pulang kepada Safa, Orang tua Safa dan kakeknya. Bima dan tersenyum pada Safa lalu berjalan keluar. " Bismaa." Panggil Safa memandangi tubuh kekasihnya yang sudah berlalu keluar kamar. " Kakek jahat!! Kakek engga sayang sama aku, aku engga mau kakek jodohin! Aku cinta sama Bima selamanya...Cinta Bima." Kata Safa dan berlari kekamarnya sambil menangis. Mama Safira kini mengusap bahu Kakek.


"Sudah, kalian jangan khawatir semuanya akan baik-baik saja. Aku yakin dia mau menerima pemuda yang kakek pilih jika dia sudah bertemu." Jelas Kakek dan Mama Safa hanya diam pasrah lalu mengejar putrinya yang berlari kekamarnya. Mamanya hanya menenangkan hati Safa dan menyakinkan kepada Safa bahwa semua yang kakek pilihkan itu yang terbaik buat kamu. Dan kakek tidak mau kamu menyesal dengan pilihan kamu yang nantinya membuat kamu sakit hati dan kecewa. Namun Safa tidak mendengarkan semua ucapan mamanya. Safa hanya menangis.

..........

0 komentar:

Posting Komentar