/* Start Menu Vertikal*/ *{ list-style:none; margin:0px; padding:0px; } #menu4 { width: 200px; border-style: solid solid none solid; border-color: #D76100; border-size: 0px; border-width: 0px; } #menu4 li a { height: 32px; voice-family: "\"}\""; voice-family: inherit; height: 24px; text-decoration: none; } #menu4 li a:link, #menu4 li a:visited { color: #9E3C02; display: block; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif); padding: 8px 0px 0px 30px; } #menu4 li a:hover { color: #fff; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif) 0 -32px; padding: 8px 0 0 30px; } #menu4 li a:active { color: #fff; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif) 0 -64px; padding: 8px 0 0 30px; } /* End Menu Vertikal*/
/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-8/too713.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-8/too713.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */

*CINTA DIMATAMU* PART 3#

Diposting oleh Unknown

*CINTA DIMATAMU* PART 3#

Pelangi tersenyum melihat alasan Bima yang tidak bisa mengantarnya untuk pulang. Pelangi sambil menatap lurus dan menggengam tongkatnya. " Ya udah aku pergi dulu, hati-hati." Ucap Bima tanpa disadari tiba-tiba Bima meninggalkan kecupan di kening Pelangi lalu menerobos hujan menuju mobilnya yang lumayan jauh dari taman. Walaupun tidak melihatnya langsung tapi Pelangi bisa merasakan kecupan yang diberikan Bisma hingga membuatnya tersenyum bahagia. Cukup lama menunggu hujan Reda pelangi Menadahkan tanganya merasa sudah tidak hujan lagi lalu gadis ini menenteng tempat lukis dan mengerakan tongkatnya untuk menuntun jalanya. 

Dengan perasaan bahagia Pelangi melangkah hingga ada kendaraan lewat dengan laju sedang lewat diklakson pun tidak didengar oleh Pelangi karna fikiranya sedang bahagia. " Braaaakkkk.." Mobil itu menabrak tubuh Pelangi hingga terguling dijalan. penumpang pemilik Mobil saat menyadari telah menabrak orang. Dengan cepat orang itu keluar dan melihat tubuh Pelangi tergeletak dijalan. lalu supir ibu itu membopong tubuh Pelangi dan membawa masuk kedalam mobil untuk dibawa kerumah sakit. 

****
Bima yang merindukan sosok gadis itu kini datang ke taman namun hari ini tidak melihat gadis itu duduk ditempat biasanya. Bima hanya mendekati bangku yang biasa buat tempat duduk Pelangi dan duduk disana melihat kotak kecil yang dibawanya mungkin ingin dia berikan untuk Pelangi. Bibir Bima menyunggingkan senyuman sambil menunggu karna fikirnya Pelangi belum datang. Hingga larut malam tidak ada tanda Pelangi datang dan akhirnya Bima memutuskan pulang. Dengan langkah lesu Bima meninggalkan tempat itu. Hari kemudianya Bima datang lagi namun tidak ada sosok gadisnya disana. Dan membuat rasa bersalah andai saja kemarin dia bisa mengantar Pelangi sampe rumahnya mungkin saat ini Bima tahu rumahnya.

** **
sedangkan di tempat lain, terlihat telapak jari gadis ini mulai bergerak dan merabai tempat yang ia tiduri karna matanya tidak bisa melihat dan tidak tahu dimana kini gadis ini langsung bangun dari tiduranya. Seorang paruh baya melihat pelangi itu sudah bangun, dengan cepat dia menghampiri pelangi yang terlihat seperti orang linglung. Oma Nia pun  meminta maaf karena tidak sengaja menabraknya. Begitu pun dengan pelangi, dia meminta maaf karena sepenuhnya kejadian ini bukan salah Oma Nia tetapi juga salahnya Pelangi karena kurang hati-hati apalagi Pelangi yang tidak bisa melihat.


Pelangi pun teringat sesuatu, pasti sekarang mamanya panik dan khawatir karena sudah beberapa hari ini dia tidak pulang ke rumah sejak kejadian kecelakaan ini. Melihat wajah Pelangi dengan raut wajah panik, Oma Nia pun menenangkan Pelangi supaya dia bisa lebih tenang lagi apalagi dia baru sadar dan kondisinya juga masih lemah. Oma Nia meminta alamat rumah Pelangi karena Oma Nia akan menyuruh orang kepercayaannya buat jemput Ibu Pelangi sekalian Oma Nia ingin meminta maaf kepada Ibunya Pelangi. Mendengar usulan dan solusi dari Oma Nia, Pelangi hanya mengangguk dan tersenyum, mungkin perasaannya lebih tenang sekarang.

..............

0 komentar:

Posting Komentar