/* Start Menu Vertikal*/ *{ list-style:none; margin:0px; padding:0px; } #menu4 { width: 200px; border-style: solid solid none solid; border-color: #D76100; border-size: 0px; border-width: 0px; } #menu4 li a { height: 32px; voice-family: "\"}\""; voice-family: inherit; height: 24px; text-decoration: none; } #menu4 li a:link, #menu4 li a:visited { color: #9E3C02; display: block; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif); padding: 8px 0px 0px 30px; } #menu4 li a:hover { color: #fff; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif) 0 -32px; padding: 8px 0 0 30px; } #menu4 li a:active { color: #fff; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif) 0 -64px; padding: 8px 0 0 30px; } /* End Menu Vertikal*/
/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-8/too713.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-8/too713.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */

PERTEMUAN PERTAMA DAN TERAKHIR PART 3#

Diposting oleh Unknown


PERTEMUAN PERTAMA DAN TERAKHIR PART 3#

            Suatu hari Gilang mengajakku ke sebuah taman kesukaan kami. Taman yang sering kami kunjungi untuk mengerjakan tugas. Jarang sekali Gilang mengajakku ke taman di hari Rabu sore. Tapi aku hanya menuruti saja, karena sebenarnya aku juga sedang bosan berada di rumah. Kami duduk di sebuah tempat duduk berwarna hijau, aku baru tahu bahwa taman itu mempunyai kursi baru berwarna hijau. Kebetulan sekali, hijau adalah warna favoritku. Gilang memulai pembicaraannya “Din, kamu tahu kenapa aku membawamu ke taman ini tepat hari Rabu sore?”.

            Aku bingung, aku menjawabnya “ya, karena kamu tahu kalau sekarang aku sedang bosan berada di rumah.”. “Bukan” singkat Gilang. “Lalu” tanyaku. “aku membawamu ke sini karena hatiku yang memintanya. Dinda, semenjak aku mengenalmu aku benar-benar menyukaimu, tingkahmu yang konyol bahkan aku tidak peduli dengan penampilanmu. Aku melihat matamu yang indah dan penuh ketulusan, aku tahu kamu adalah orang yang bisa mewarnai hidupku. Maukah kamu menjadi pacarku Din?”. aku bingung seketika mendengar pernyataan Gilang. Aku bingung menjawabnya. Setelah beberapa menit aku menjawab.

            “ya, aku mau menjadi pacarmu. Aku tahu, kamu juga adalah orang yang bisa mengisi hidupku.”. “terimakasih Din, aku senang mendengar ini. Setelah kita lulus aku berjanji akan membawau ke tempat yang belum kamu datangi” ucap Gilang. Semenjak itu, kami menjadi pasangan kekasih yang sangat..... bisa di bilang harmonis. Jarang sekali kami bertengakar. Setelah 2 bulan kami menjalani hubungan. Kami di tunjuk untuk menjadi pasangan “Abang-None” di Jakarta. Tentu kami sangat senang mendengar itu.

            Singkat cerita, hari ini kami berangkat ke Jakarta dengan menggunakan Bus Mini. Kami masih sempat berbincang-bincang tentang hubungan kita. “Sudah 2 bulan kita menjalani hubungan ini, apa kamu tidak merasa bosan?” tanya Gilang kepadaku. “Kenapa bosan? Aku merasa senang bisa selalu berada di sisimu Lang. Semenjak pertama kali bertemu denganmu aku merasakan getaran cintamu Lang” jawabku. “benarkah ? jangan pernah lupakan aku Din, aku sangat mencintaimu” ucap Gilang. “aku juga mencintaimu Gilang”. Setelah itu kami berangkat ke Jakarta.

            Sesampai di sana, aku dan Gilang berhasil masuk final. Kami berdua menjadi pemenangnya. Kami mendapatkan uang senilai Rp.200.000.000,00. Betapa senangnya kami. Akhirnya aku bisa membawa kakek dan nenek pindah ke rumah yang lebih layak. Setelah pengumuman pemenang, aku dan Gilang kembali ke Bandung menggunakan kendaraan yang berbeda. Sebelum kami menaiki kendaraan kami Gilang masih sempat menyapaku “Din, bye bye. Selamat ya...  aku mencintaimu..!”. “ya, selamat untukmu juga, I Love You Too”. Kemudian kami kembali ke Bandung dengan kendaraan kami masing-masing.

0 komentar:

Posting Komentar