/* Start Menu Vertikal*/ *{ list-style:none; margin:0px; padding:0px; } #menu4 { width: 200px; border-style: solid solid none solid; border-color: #D76100; border-size: 0px; border-width: 0px; } #menu4 li a { height: 32px; voice-family: "\"}\""; voice-family: inherit; height: 24px; text-decoration: none; } #menu4 li a:link, #menu4 li a:visited { color: #9E3C02; display: block; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif); padding: 8px 0px 0px 30px; } #menu4 li a:hover { color: #fff; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif) 0 -32px; padding: 8px 0 0 30px; } #menu4 li a:active { color: #fff; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif) 0 -64px; padding: 8px 0 0 30px; } /* End Menu Vertikal*/
/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-8/too713.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-8/too713.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */

CERBUNG : *CINTA DIMATAMU* PART 1#

Diposting oleh Unknown

*CINTA DIMATAMU* PART 1#

Terlihat Seorang gadis tengah duduk disebuah bangku taman dekat danau dengan rambut terurai bebas dan terhempas angis disore hari. Gadis itu tersenyum menatap lurus sambil tanganya memegang kuas untuk melukis papan yang tertempel kertas putih dihadapanya. Dari arah belakang gadis itu sudah ada pemuda lain yang duduk membelakangi gadis itu. Pemuda itu menyandarkan tubuhnya dibangku besi taman menghirup udara disore hari untuk melepas letih pekerjaan dihari ini yang melelahkanya. 

Namun matanya mulai menangkap gadis itu memang beberapa hari sejak ia baru pertama kali mendatangi taman ini sering lihat gadis itu duduk manis dibangku yang sama. Rasa penasaranya mulai mencuak dipikiranya untuk sekedar tahu apa yang dilakukan gadis itu? hingga kini pemuda ini berdiri dari duduknya beranjak ingin mendekatinya namun langkahnya terhenti saat terdengar ponselnya berbunyi. Dia pun mengangkat telepon itu, ternyata itu dari temannya. Sebelum meninggalkan tempat itu.  Pemuda ini melirik gadis itu sesaat lalu berbalik pergi meninggalkan taman walau dalam hatinya masih penasaran dengan gadis itu.

Sore harinya pemuda ini mendatangi Taman lagi dan kali ini melihat gadis itu sudah duduk dibangku biasanya. Lalu pemuda itu kini berjalan menghampirinya. Pemuda itu ingin mengajaknya berkenalan, tetapi Belum sempat memberitahu namanya gadis itu, lagi-lagi ponselnya mengganggu dengan suaranya dan terlihat sebuah pesan singkat tertera dilayar ponselnya. Dengan wajah yang sedikit kesal karena tidak tahu nama gadis itu. pemuda itu langsung berpamitan dan langsung berjalan pergi meninggalkan gadis itu. Melihat tingkahnya gadis itu hanya mengangguk dan tersenyum.

Merasa sudah mengenal gadis yang selama ini dilihatnya pemuda ini mendatangi taman lagi. Dan dengan senyum kecil mendekatinya lalu duduk disampingnya tanpa bertanya lagi.  "Hey gimana kabar kamu?, Aku pemuda yang kemarin kenalan sama kamu, aku Bima kamu pelangi kan?" Tanya pemuda ini terlihat basa-basi. Namun Pelangi hanya mengangguk tanpa mengeluarkan satu kata apapun. " Kamu suka warna hitam ya?, Walaupun kamu suka hitam, kenapa kamu gambar pohon pun warna hitam? Kenapa kamu engga lukis pelangi kaya nama kamu, pelangi kan bagus dan Indah berasa biar berwarna." Tanya Bima dan hanya dapat agukan dari gadis itu. 

Bima hanya garuk-garuk kepalanya karena bingung melihat sikap Pelangi. Tanpa terasa kuas yang dipegang pelangi pun  jatuh ke bawah dan Pelangi mulai meraba-rapa rumput taman. Bima melihat apa yang dilakukan Pelangi langsung tercenga padahalkan kuasnya ada dihadapanya. Bima langsung mengambilkanya lalu menyentuh tangan Pelangi untuk memegang kuas dipegangya. "Makasih.." Ucap Pelangi. Dan Bima cuma diam memandangi wajah gadis itu lalu tanganya melambai dihadapan wajah Pelangi yang tak berkedip. Tiba-tiba Pelangi dengan cepat langsung membereskan alat lukisnya dan mengambil tongkat lipat yang disamping Ia duduk dan berjalan pergi meninggalkan Bima. Bima masih terdiam mungkin belum percaya dengan apa yang dilihatnya.

****

2 komentar:

Unknown mengatakan...

next nya ada gak ka

Unknown mengatakan...

next nya mana

Posting Komentar