/* Start Menu Vertikal*/ *{ list-style:none; margin:0px; padding:0px; } #menu4 { width: 200px; border-style: solid solid none solid; border-color: #D76100; border-size: 0px; border-width: 0px; } #menu4 li a { height: 32px; voice-family: "\"}\""; voice-family: inherit; height: 24px; text-decoration: none; } #menu4 li a:link, #menu4 li a:visited { color: #9E3C02; display: block; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif); padding: 8px 0px 0px 30px; } #menu4 li a:hover { color: #fff; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif) 0 -32px; padding: 8px 0 0 30px; } #menu4 li a:active { color: #fff; background: url(https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhxDpz4XO5YnjOpnLwqzXrUrTVqCCkSan9TX93Nnz-RWbgLCcuEgJBVk0LcfUMOkCfNtSm0o7lrmwHgFak5eAx_-S5iU8FkzstPnnLZrj-q4xHPUXjUpvWmqiwqL1wYLv7kmspRXi51U4/s1600/menu4.gif) 0 -64px; padding: 8px 0 0 30px; } /* End Menu Vertikal*/
/* Start http://www.cursors-4u.com */ body, a:hover {cursor: url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-8/too713.ani), url(http://cur.cursors-4u.net/toons/too-8/too713.png), progress !important;} /* End http://www.cursors-4u.com */

PERTEMUAN PERTAMA DAN TERAKHIR PART 4#

Diposting oleh Unknown


PERTEMUAN PERTAMA DAN TERAKHIR PART 4#

Sesampai di sekolah, kami mendapatkan berita bahwa kendaraan yang dibawa Gilang mengalami kecelakaan. Betapa terkejutnya aku. Dengan segera aku menyusul ke rumah sakit, tapi Gilang tetap tak sadarkan diri. Gilang koma. Aku selalu setia menunggunya. Aku masih menggunakan pakaian yang aku kenakan di perlombaan “Abang-None”. Tepat pukul 19.00 Gilang menghembuskan nafas terakhirnya. Aku belum sempat bertemu dengannya. Aku belum sempat berbicara dengannya. Semua keluarganya menangis histeris sama halnya denganku.

            Baru pertama kali aku menangis se histeris ini. Aku sangat merasa kehilangan sosok Gilang. Tidak ada yang bisa menggantikan Gilang yang selama ini mewarnai hari-hariku. Sosok perhatian, kesabaran, keceriaan, humoris, logis, dan kesetiaannya sulit aku temui. Baru kali ini aku menemukan seseorang memiliki sikap seperti Gilang. Sulit untukku menerima kenyataan ini. Baru saja aku bertemu dengan seseorang yang memang sangat aku butuhkan, sekarang aku harus kehilangan orang tersebut. Gilang, aku benar-benar tidak bisa menerima kepergianmu.

            Aku mengantarkan jenazah Gilang ke pemakaman. Sebenarnya aku tidak sanggup melihat semua ini. “Aku mencintaimu Din” hanya kata itu yang selalu aku ingat. Kalimat itu adalah kalimat terakhir dan pertemuan terakhirku dengan Gilang. Di pemakamanpun, aku dan keluarga Gilang masih saja bercucuran air mata. Proses pemakaman terus berlangsung, setelah itu semua orang dan keluarga kembali ke rumah mereka masing-masing. Hanya diriku masih berada di makam Gilang. Aku masih saja meneteskan air mata.

            “Gilang kenapa kamu meninggalkan aku ketika aku merasa bahagia berada di dekatmu ? apa kamu tidak menyadari itu? Aku masih ingin bersamamu, aku benar-benar mencintaimu. Apakah ini caramu meninggalkan bekas pertemuan pertama dan terakhirmu? Sungguh sulit menerima perpisahan ini Gilang. Pertemuan kita begitu indah, dan kalimat I LOVE YOU menjadi perpisahan terakhir kita. Gilang...!” tangisku dalam kesepian, kini  aku harus menerima perpisahan ini. Aku harus kembali ke rumah membawa hadiahku untuk pindah ke rumah yang lebih layak kepada kakek nenekku.

            Kini aku tidak menjadi orang yang di asingkan lagi di sekolah. Aku mempunyai Grup di sekolah. Aku sudah menjadi murid seperti yang aku inginkan. Aku sudah bisa melupakan Gilang dan aku bisa mendapatkan sesuatu yang layak untuk kakek dan nenekku. Rumah, kamar, kolam berenang, dan lainnya sudah aku dapatkan. Kini aku harus bersyukur atas karunia tuhan yang telah memberi karunianya kepadaku. Aku sudah bisa belajar dengan baik, aku sudah tidak bekerja lagi, dan aku bisa menikmati hidupku layaknya anak SMA. Ini semua berkat Gilang yang membantu aku merubah semua ini. Terimakasih Gilang.


TAMAT.

0 komentar:

Posting Komentar